Uniknya Desa Sade, dari Aksi “Penculikan” Sampai Ngepel Pakai Kotoran Kerbau

Welcome to Sade

Lombok I’m Coming!! Ini adalah awal Back Explorer berpetualang di pulau Lombok, NTB. Di hari pertama ini, saya dan teman – teman mengunjungi Desa Sade, desa adat Suku Sasak. Suku Sasak adalah suku asli Lombok.

Penanda Desa Sade. Welcome to Sasak Village Sade
Penanda kita telah sampai di Desa Sade. Welcome to Sasak Village Sade

Desa Sade adalah salah satu desa wisata milik negeri merah putih. Lebih tepatnya adalah Dusun Sade. Sade terletak di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Hampir semua wisatawan yang pergi ke Lombok pasti mengunjungi desa Sade.

Penduduk Sade masih mempertahankan tradisi leluhur mereka. Banyak hal – hal unik yang ada di desa ini. Mayoritas bahkan 100% penduduk Sade adalah muslim. Suku Sasak Sade tidak menikah dengan orang di luar desa, apalagi orang non suku sasak.

Untuk dapat memasuki desa Sade, kita harus didampingi seorang guide. Selain itu kita juga harus mengisi buku tamu dan sekedar “infak” untuk kas desa. Biasanya di parkiran kita sudah disambut oleh guide.

Rumah Adat Suku Sasak Sade                                              

Rumah adat. Semua rumah memiliki bentuk yang mirip. Atap rumput ilalang, dinding dari anyaman bambu dan pintunya rendah.
Rumah adat. Semua rumah memiliki bentuk yang mirip. Atap rumput ilalang, dinding dari anyaman bambu dan pintunya rendah.

Rumah adat suku Sasak Sade memiliki keunikan tersendiri. Rumah tersebut tidak menggunakan genteng, tapi mengunakan rumput ilalang. Dinding pun tidak menggunakan tembok, tapi menggunakan anyaman bambu. Bentuk rumah pun juga unik. Pintu masuk dibuat rendah, sehingga tiap ada orang/tamu masuk ke rumah tersebut pasti menundukkan kepala. Hal ini ditujukan untuk menghormati pemilik rumah. Lantai rumah adalah tanah, tidak disemen apalagi keramik ataupun marmer.

Salah satu rumah di desa Sade, khas dengan atap ilalang dan dinding bambu.
Salah satu rumah di desa Sade, khas dengan atap ilalang dan dinding bambu.

Ngepel Lantai Rumah Menggunakan Kotoran Kerbau

Amaklia, pemandu kami sedang menjelaskan salah satu rumah tertua di desa Sade. Ada tradisi mengepel lantai rumah dengan kotoran kerbau.
Amaklia, pemandu kami sedang menjelaskan salah satu rumah tertua di desa Sade. Ada tradisi mengepel lantai rumah dengan kotoran kerbau disini.

Meski semua penduduk Sade adalah muslim, mereka masih mempertahankan tradisi leluhur. Salah satunya adalah mengepel lantai rumah dengan kotoran kerbau. Hal ini ditujukan untuk menjaga suhu rumah tetap hangat, menghilangkan debu, terhindar dari nyamuk yang mengganggu, membuat lantai rumah keras dan agar terlindungi dari gangguan magis. Yang unik adalah, lantai rumah meski sudah dipel berkali kali dengan kotoran kerbau, tapi tidak tercium bau busuk. Dan benar, di dalam rumah terasa hangat.

Mau Nikah? “Culik” Dulu Gebetannya

Ada satu tradisi yang unik tentang pernikahan disini. Kawin Culik namanya. Jika ingin menikahi seorang perempuan, maka laki-laki harus menculik gebetannya. Maksimal 3 hari diculik. Jika lebih dari 3 hari, bisa dilaporin ke polisi. Hahaha 😀 . Tradisi ini dianggap sebagai bentuk kejantanan seorang pria. Jika dilamar baik-baik tanpa diculik terlebih dahulu malah dianggap sebagai penghinaan kepada keluarga perempuan. Setelah tiga hari penculikan, maka pihak laki – laki baru akan melamar perempuan tersebut untuk dinikahi. Benar – benar tradisi yang aneh dan unik.

Gendang Beleq di acara Nyongkolan
Gendang Beleq di acara Nyongkolan.

Selain tradisi Kawin Culik, di Lombok ini ada tradisi Nyongkolan. Nyongkolan adalah tradisi arak arakan pasangan pengantin dari rumah mempelai pria menuju rumah mempelai wanita. Arak – arakan ini hukumnya seperti wajib, jadi meskipun pihak mempelai tidak ingin melakukannya tapi oleh orang kampung harus tetap dilakukan. Hal ini untuk mempertahankan tradisi leluhur.  Arak – arakan yang sebenarnya menggunkan pakaian adat dan yang khas adalah ada alunan musik tradisional menggunakan Gendang Beleq. Pengiring tidak menggukanak alas kaki. Di acara ini digunakan semacam body guard untuk melindungi agar mempelai wanita tidak direbut oleh mantan pacarnya yang terdahulu. Konon body guard-nya sudah gak mempan sama pisau. Arak arakan ini sangat ramai, hingga membuat jalanan macet.

Kain Tenun Sasak

Kain tenun Sade, corak dan motifnya khas.
Kain tenun Sade, corak dan motifnya khas.

Kaum pria Sade bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan untuk kaum perempuan adalah menenun kain. Bahan untuk membuat kain adalah benang yang terbuat dari kapas. Pemintalan benang ini masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana dan tradisional.

Pemintalan benang  dari kapas. Peralatan yang digunakan masih sagat tradisional.
Pemintalan benang dari kapas. Peralatan yang digunakan masih sagat tradisional.

Untuk menghasilkan satu kain membutuhkan waktu yang lama. Satu kain saja bisa memakan waktu tiga minggu sampai satu bulan. Hal ini dikarenakan proses penenunan masih menggunakan peralatan yang masih tradisional.

Proses menenun Kain masih menggunakan alat tradisional
Proses menenun Kain masih menggunakan alat tradisional.

Cinderamata

Warga menjajakan cinderamata Sade
Warga menjajakan cinderamata Sade.

Di setiap sudut desa ini banyak cinderamata yang bisa dibeli. Ada gelang, kalung bahkan batu cincin pun ada.  Jangan lupa nawar ya, siapa tahu dapat discount gede. Hehehe 😀

Batu cincin dan bahan batu cincin dari fosil kayu
Batu cincin dan bahan batu cincin dari fosil kayu.

Indonesia itu kaya, masih mau di rumah aja??? 😀

Sampai ketemu di explorer selanjutnya. #KeepTravellingAroundUs

5 thoughts on “Uniknya Desa Sade, dari Aksi “Penculikan” Sampai Ngepel Pakai Kotoran Kerbau

    1. Hej! Vilken rolig grej! Att jag inte hittat det här tirgdaie! Jag hoppas jag har gjort rätt nu med länkning och allt, säg gärna till hur jag ska göra annars ;o)

Leave a reply to ratih2606 Cancel reply